Beranda | Artikel
Menanggapi Kritikan Pendeta Esra Alfred Soru
Kamis, 2 Juli 2020

Menanggapi Kritikan Pendeta Esra Alfred Soru

(Perihal kontradiktif Injil Matius dan Injil Lukas tentang Nasab Yesus)
DOWNLOAD PDF

Prolog :

Injil Matius menyebutkan silsilah nasab Yesus hingga ke Daud ‘alaihimas salam ada 27 bapak. Sementara Injil Lukas menyebutkan silsilah nasab Yesus hingga ke Daud ‘alaihimas salam ada 42 bapak. Tentu ini adalah hal yang sangat kontradiktif dan perbedaan yang sangat signifikan.

Alhamdulillah pak Pendeta menanggapi kritikan saya tentang kontradiktif tersebut, dan pak Pendeta menjelaskan bahwasanya sebenarnya tidak ada kontradiktif. Berikut;

Pdt. Esra Alfred Soru berkata :

  • 3.33 : Sebenarnya, yang benar itu adalah yang Lukas, itu memang ada 42 dari Yusuf sampai ke Daud.
  • 5.07 : Dan menurut saya, silsilah yang dicatat di dalam Injil Matius dan Injil Lukas itu “berbeda”, bukan berkontradiksi. Jadi saya kira orang ini tidak bisa membedakan antara kontrakdiksi dan berbeda. Lalu, kalau memang beda jumlahnya dihitung dari Yusuf sampai Daud, yang Matius 27, yang Lukasnya 42, itu berbeda jumlahnya. Akan tetapi sepertinya tidak ada masalah di sini. Tidak ada masalah di sini karena silsilah yang ditulis oleh Matius, Matius tidak sedang menulis urut-urutan kronologis dari setiap generasi, Tidak! Lalu mengapa juga harus urut-urutannya. Kalau Matius mau memilih melewati atau meloncat beberapa generasi dalam catatan silsilah dia, kenapa tidak? Dan itu yang menjadi penyebab mengapa sampai jumlah keturunan (antara Matius dan Lukas) berbeda, yang di Matius lebih sedikit yaitu 27, dan di Lukas lebih banyak yaitu 42.
  • 6.30 : Tapi sebelum itu, perlu kita ketahui bahwa itu bukan hanya maunya Matius seperti itu (melewati generasi dalam menulis silsilah) yang menjadi aneh, tidak! Karena itu juga adalah kebiasaan orang Yahudi. Orang Yahudi kalau mencatat silsilah kadang-kadang mereka memang memilih karena pertimbangan tertentu meloncati beberapa generasi.

Bantahan:

Ada beberapa poin bantahan yang bisa kita sebutkan terkait pernyataannya ini. Pdt. Esra menetapkan bahwa silsilah yang disebutkan dalam Matius maupun Lukas adalah benar, hanya saja terdapat perbedaan jumlah karena Pdt. Esra menyebutkan bahwa Matius mengikuti kebiasaan Yahudi yang suka membuang sejumlah nama dalam silsilah, yang mereka sebut dengan Technical Memorial (dalam video yang lain). Intinya, perkataannya melazimkan bahwa kedua silsilah adalah jalur yang sama, hanya saja Matius meloncati beberapa generasi yang seharusnya jumlah silsilahnya sama dengan jumlah silsilah Lukas.

Ada beberapa bantahan yang bisa kita berikan terkait pernyataannya di atas. Di antaranya:

  1. Esra menyebutkan contoh bahwa Matius memang sering membuang sebagian nama dalam silsilah. Contohnya seperti dalam Matius 1:18 disebutkan “Yoram memperanakkan Uzia”. Dalam kitab Raja-raja disebutkan bahwa anak Yoram, akan tetapi Ahazia yang kemudian memilki anak bernama Yoas, kemudian Yoas memiliki anak bernama Amazia, dan Amazia memiliki anak bernama Azarya (Dalam bahasa Yunani disebut Uzia).Contoh ini benar membuktikan bahwa Matius melompati beberapa generasi. Namun apakah Pdt. Esra bisa membuktikan atau menunjukkan nama-nama yang hilang yang dibuang oleh Matius dalam menyebutkan silsilah Yesus sebagaimana dengan cara yang dia berikan contoh di atas?
  1. Sebagaimana dalam Matius, dalam silsilah Lukas banyak nama-nama yang tidak sama dengan nama-nama yang ada di Matius, contohnya Matan dan Yakub. Maka apakah dalam Lukas juga melakukan hal yang sama dengan Matius, yaitu meloncati beberapa genarasi? Kalau iya berarti jumlah 42 juga tidaklah benar?
  2. Esra mengatakan bahwa Matius kebiasaannya menghapus beberapa nama dalam silsilah. Adapun dalam Injil Lukas disebutkan ada 76 generasi dari Adam sampai ke Yesus, apakah benar dari Adam hanya ada 76 generasi? Apakah ada kemungkinan bahwa Lukas juga meringkas silsilah sebagaimana Matius? Kalau benar Lukas juga melompati generasi-generasi, berarti pernyataan Pdt. Esra mengatakan bahwa silsilah yang disebutkan Lukas benar lagi lengkap ternyata salah!
  3. Jika membandingkan kedua silsilah antara Lukas dan Matius, maka didapati bahwa ada titik temu pada Zerubabel bin Sealtiel. Lihat tabel di bawah ini!
    Pada tabel di atas, Zerubabel bin Sealtiel disebutkan sebagai kakek ke-11 dalam Matius, dan kakek ke-20 dalam Lukas. Seharusnya, karena pertemuan nama yang sama ini mengharuskan nama-nama setelahnya itu sama, tidak berbeda lagi. Namun kenyataannya nama setelah Zerubabel bin Sealtiel di Matius maupun Lukas tetap saja beda.
  1. Esra mengatakan bahwa yang benar adalah Lukas yang jumlah silsilahnya 42, adapun pada Matius banyak yang dihilangkan. Maka konsekuensi dari nama-nama silsilah yang ada di Matius seharusnya disebutkan di dalam Lukas yang katanya benar. Akan tetapi kenyataannya banyak nama yang ada di Matius tidak ada dalam Lukas, bahkan sebaliknya.
  2. Dari silsilah keduanya, kenapa Yesus dinasabkan kepada Yusuf, sedangkan mereka sendiri tahu bahwa Yesus bukan anak kandung Yusuf? Ajaran mana yang menetapkan bolehnya menasabkan anak bukan kepada bapaknya sendiri?
  3. Esra mengatakan bahwa kebiasaan Matius menghilangkan nama dalam silsilah adalah kebiasaan orang Yahudi. Maka apakah agama Kristen itu agama Yahudi sampai-sampai hal nasab yang begitu penting harus dibuang? Kenapa agama Kristen banyak mengambil kebiasaan Yahudi?

Pdt. Esra Aflred Soru

  • 14.26: Selain itu juga, mengapa perbedaan? Karena apa? Karena dua silsilah inilah, dua silsilah Matius dan Lukas itu memang banyak perbedaan. Sebenarnya tidak aneh karena matius itu mencatat silsilah Yesus dari jalurnya Yusuf, sedangkan Lukas itu mencatat silsilah Yesus dari Jalurnya Maria. Dari situ saja, kalau kita memang mengerti itu, satu ambil dari jalur Yusuf, satu ambil dari jalur Maria, satu ambil dari jalur papa, satu ambil jalur mama, ya jelas tidak harus orangnya sama.
  • 21.11: Nah sebenarnya jawabannya mudah saja, karena memang harusnya Yusuf tidak masuk ke situ (silsilah) tapi ingat bahwa adalah  kebiasaan orang Yahudi untuk tidak  mencatat nama perempuan di dalam silsilah-silsilah resmi. Perempuan, apalagi di dalam budaya patrinial seperti itu, perempuan itu sedikit digeser. Dan karenanya tidak bisa nama perempuan itu masuk di dalam silsilah-silsilah resmi. Nanti memang ada reformasi yang dibuat oleh Matius dengan mencantumkan tiga perempuan sekaligus dalam silsilah yang dia berikan. Akan tetapi di Lukas itu mengikuti kebiasaan orang Yahudi sehingga tidak bisa nama Maria masuk. Karena itu dia mengganti nama Maria itu dengan Yusuf. Sehingga Yusuf di sini sebenarnya bukan anaknya Eli, akan tetapi anak menantunya Eli. Eli itu mesti adalah papanya ataulah ayahnya Maria. Tapi di sini nama Maria itu diganti dengan Yesus. Sehingga Yesus itu sebenarnya adalah anak menantu dari Eli ini.
  • 22.25: Kalau dibilang: ‘ah, kalau memang menantu kenapa disebut sebagai anaknya Eli?’ Kita juga harus mengerti dalam kebiasaan orang Yahudi bahwa menantu itu juga bisa disebut dengan sebagai anak. Itu bisa kita lihat di dalam Rut 1:11-13

Bantahan:

  1. Di awal Pdt. Esra menyebutkan “Sebenarnya, yang benar itu adalah yang Lukas, itu memang ada 42 dari Yusuf sampai ke Daud”. Bukankah Pdt. Esra sedang mengatakan bahwa kedua silsilah dari Matius maupun Lukas adalah dua silsilah yang sama? Lantas mengapa kemudian dia mengatakan bahwa Matius menyebutkan silsilah dari Yusuf dan dari Lukas menyebutkan silsilah Maria?
  2. Kalau memang silsilah dalam Lukas adalah silsilah Maria, mengapa Maria tidak disebutkan? Sedangkan Pdt. Esra mengatakan bahwa Injil Matius menyebut nama-nama wanita. Bahkan bisa dikatakan Maria adalah wanita yang paling mulia dari semua wanita yang disebutkan oleh Injil. Lalu kenapa tidak disebutkan? Apakah hanya karena alasan “kebiasaan Yahudi”? Apakah agama Kristen dibangun atas dasar kebiasaan Yahudi?
  3. Contoh penggunaan kata anak menantu yang dibawakan dari kitab Rut itu tidak tepat. Karena itu hanya sekedar pemanggilan menantu dengan “anak”, dan bukan sedang mengganti nasab menantu dengan nasab mertua!
  4. Mana bukti kuat yang menunjukkan bahwa Maria adalah anak Eli?
  5. Jika dengan alasan nama wanita tidak boleh disebutkan, mengapa dalam silsilah Lukas Yesus tidak dinasabkan langsung kepada Eli sehingga menjadi Yesus bin Eli? Bukankah ini adalah kebiasaan Yahudi dalam melompati silsilah yang dianut oleh orang Kristen? Kenapa harus melalui Yusuf yang bukan jalur nasabnya?

Artikel asli: https://firanda.com/4157-menanggapi-kritikan-pendeta-esra-alfred-soru.html